Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI

Oleh : Amin. W. S. Tuhulele


Pendapat dan kesannya mengenai persaingan masa depan, serta adanya kemampuan dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), kita menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang menyertai kemajuan jaman. SDM kita memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan dan disiapkan dalam menampaki masa depan. Yang justru menjadi tantangan yang terbesar adalah, bagaimana kita mempersiapkan aset intelektual. Dengan demikian, memberikan kontribusi optimal bagi pembentukan future exekutife yang dapat dikatagorikan sebagai superior performer.

Ungkapan willyam walace “every man dies, but…not every man really lives”. Bagi suatu organisasi, kalimat ini merupakan introspeksi sebelum memulai upaya mempersiapkan SDM yang dimiliki.

Organisasi membutuhkan kejelian untuk mengamati dan menganalisis anggotannya dengan demikian, dapat dideteksi beberapa dan sipa anggota yang benar-benar hidup, aktif berkarya dalam organisasi, dan dengan demikian juga menghidupkan organisasi. Selanjutnya, indentifikasi mengatur organisasi untuk mau secara terbuka mengenali alasan kematian anggota organisasi, dari berbagai aspek, dan membentuk dasar untuk menyusun pola pengembangan selanjutnya.

Dari analisa tersebut, organisasi dapat menentukan peta SDM yang dimiliki. Pada umumnya, para ahli menejmen membagi tingkat kehidupan atau kinerja SDM yang dimiliki, menjadi empat area, yaitu : Area kinerja kosong, area kinerja rendah, area kinerja standar, dan area kinerja puncak. Pengelompokan ini terutama bermanfaat untuk menentukan spesifikasi dari pola pengembangan SDM.

Mengembangkan SDM di area kinerja standar tentunya tidak sama dengan mengembangkan SDM yang menempati area kinerja rendah atau area kinerja kosong. Juga, upaya untuk mempertahankan kontribusi SDM di area kinerja puncak memerlukan kekhususan dan tekhnik yang spesifikasi yang bila dibandikan dengan pengelolaan di area lainnya. Selain itu, harus diperhatikan kepentingan dan harapan setiap anggotanya serta memahami perubahan karakter SDM sekarang dan proyeksi masa depan.

Yang dimaksud dengan area kinerja kosong adalah, area dimana anggotanya tidak memiliki kemauan untuk melakukan sesuatu, baik untuk diri sendiri maupun untuk organisasi. Sedikit “memiliki kehidupan” dalam organisasi adalah anggota dari area kinerja rendah, merupakan SDM yang mau melakukan sesuatu, tetapi lebih berfokus pada kepentingan dan kepuasan diri sendiri.tidak banyak yang dapat diharapkan dari anggota area ini apabila organisasi tidak melakukan tindakan pengambangan secara strategis. Area kinerja standar memiliki reputasi yang lebih baik, anggotanya memiliki kontribusi positif bagi organisasi dan memiliki motifasi mereka lebih banyak ditentukan oleh eksternal reinforce. Meskipun anggota area ini sudah benar-benar hidup dalam organisasi, kontribusi mereka yang sebenarnya dapat ditingkatkan apabila anggota organisasi mampu meraih jiwa mereka.

Area kinerja puncak merupakan area dimana anggotanya secara konstiten memiliki kinerja prima, memiliki komitmen penuh bagi pencapaian tujuan organisasi, dan merasa menjadi bagian dari organisasi. Pada ummnya anggota ini termotifasi secara intrinsip dan merupakan pekerja self stater. Anggota area ini ideal dan perlu dimiliuki untuk menghadapi masa depan. Beberapa karakterdari anggota area kinerja puncak adalah kemampuan untuk menerima tanggungjawab total, menyukai kebebasan dalam melaksanakan kewajiban, dan menyukai adanya montoring dan coaching dari atasan.

Kunci dari upaya penciptaan SDM yang memiliki kinerja puncak adalah pembentukan self responcibility ini mengarah pada pembentukan kepemilikian tanggungjawab yang tumbuh dari dalam, didukung oleh pola pemikiran yang efektif dan didasari oleh kompetensi, analisis dan kebijakan yang matang.

Beberapa metode dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan self responsibility, baik melalui metode pengembangan individu maupun kelompok. akan tetapi, bahwa cara yang paling efektif untuk menumbuhkan self responsibility dalam organisasi adalah, dengan mulai dari diri sendiri dan menjadi role model positif bagi rekan sekerja setiap pemimpin kelompok, baik formal maupun informal, memainkan peran penting dalam upaya menumbuhkan perasaan, bahwa mereka berharga dan diperlukan oleh organisasi. Pemimpin yang menumbuhkan rasa percaya diri anak buah, bahwa mereka adalah superior performer, dan organisasi perduli terhadap harapan mereka.

Perlu diingat, bahwa menumbuhkan tapi dibiarkan layu sebelum berkembang, tidak ada artinya. Upaya membentuk kekuatan masa depan, melalui sumber daya manusia dengan cara menciptakan performer primer saja tidak cukup. Lebih lanjut diperlukan kemampuan organisasi retaining dan retaining, melalui kegiatan-kegiatan mentoring, counseling, coaching, dan self coaching.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar